Sabtu, 30 April 2011

Tepayaki, Seni Memasak Dari Jepang

TEPPANYAKI adalah salah satu cara memasak makanan Jepang di atas pelat besi (teppan). Dalam sebuah restoran teppanyaki, tamu duduk mengelilingi meja pemanggang sambil melihat sang koki beraksi mempertontonkan atraksinya memasak bahan makanan di atas meja pemanggang.

Tebal pelat besi yang dipakai sebagai alat masak antara 0,3–1,5 cm. Di bawah pelat besi terdapat kompor gas dengan pengontrol temperatur atau besar-kecilnya api. Masakan yang dimasak di atas teppan misalnya steak, okonomiyaki, monjayaki, yaksisoba, dan berbagai variasi masakan dari sayuran, daging, atau makanan laut.
Sampai di awal zaman Showa, orang Jepang umumnya hanya mengenal anglo dari tanah liat yang disebut shichirin dengan bahan bakar arang kayu. Sebelum Perang Dunia II, besi masih merupakan benda langka di Jepang. Seusai perang, pedagang makanan di pasar gelap dan pedagang kaki lima memulai penggunaan pelat besi sisasisa bekas perang sebagai alat memasak.

Di zaman sekarang, hot plate listrik sudah merupakan barang yang lumrah di Jepang. Walaupun demikian, cara memasak teppanyaki tidak begitu meluas di kalangan rumah tangga. Panas yang dihasilkan hot plate dianggap kurang dan masakan yang dihasilkan masih kurang enak dibandingkan dengan pelat besi yang dimiliki rumah makan teppanyaki. Di kalangan rakyat Jepang, teppanyaki lebih populer sebagai cara memasak di alam terbuka, sewaktu berkemah dan sewaktu penyelenggaraan matsuri. Penyajian hidangan gaya teppanyaki dimulai di rumah makan Misono asal Kobe yang menyajikan masakan bistik langsung di hadapan pengunjung. Juru masak memanggang daging steak dengan gaya setengah berakrobat yang ternyata lebih disukai pengunjung restoran di luar Jepang.

Di Jepang, rumah makan teppanyaki banyak dikunjungi oleh wisatawan dari luar negeri. Para wisatawan itu bukan hanya datang untuk menikmati masakannya, tapi mereka tertarik untuk melihat atraksi memasak yang dipertunjukkan sang juru masak
diambil dari sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar